Jakarta
merupakan kota dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Saat ini,
lebih dari 70% uang negara beredar di Jakarta. Perekonomian Jakarta terutama
ditunjang oleh sektor perdagangan, jasa, properti, industri kreatif, dan
keuangan. Beberapa sentra perdagangan di Jakarta yang menjadi tempat perputaran
uang cukup besar adalah kawasan Tanah Abang dan Glodok. Kedua kawasan ini
masing-masing menjadi pusat perdagangan tekstil serta dengan sirkulasi ke
seluruh Indonesia. Tak terkecuali pada industri kabel di Indonesia. karena kebutuhan
masyarakat akan kabel menjadikan kabel adalah salah satu entitas yang
dibutuhkan dalam pola hidup masyarakat sehari-hari.
Tentu
sudah banyak perusahaan, atau bisa kita bilang pabrik kabel yang berdiri di Jakarta.
Namun mari lihat dari pabrik kabel di jakarta yang sudah besar dan memiliki omset tinggi,
contohnya PT
Kabelindo Murni Tbk. Kawat & Kabel Produsen, kawat dan
kabel industri terkemuka di Indonesia jejak akarnya ke berdirinya PT Kabel
Indonesia (KABELINDO), sebuah perusahaan milik asing sebagai salah satu kabel
pertama manufaktur di Indonesia. Pada tahun 1979, kepemilikan perusahaan
dipindahkan ke Indonesia dan namanya diubah menjadi PT Kabelindo Murni seperti
tahu saat ini. Perusahaan go public pada tahun 1992 dan tetap terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sebagai lini bisnis perusahaan adalah untuk
menghasilkan kawat, kabel dan aksesoris kabel untuk semua jenis aplikasi, PT
Kabelindo Murni Tbk. telah diakui sebagai salah satu produsen kabel terkemuka
di Indonesia dengan kualitas dan layanan pelanggan terkemuka.
Hari ini, merek KABELINDO untuk semua kawat dan
kabel yang diproduksi oleh PT Kabelindo Murni Tbk. telah diakui sebagai salah
satu merek yang paling dihormati kabel di pasar domestik. Pabrik kabel kedua
yang juga berdiridi ibu kota, adalah pabrik kabel di jakarta, yaitu Supreme Cable : dikenal juga dengan Sucaco
dan memiliki pabrik di kawasan Jakarta Barat serta fasilitas yang terintegrasi.
Sependek pengetahuan saya, Sucaco memiliki anak perusahaan yang bergerak di
pengolahan tembaga serta material pendukung produksi kabel lainnya. Katalognya
cukup lengkap dan sering menjadi rujukan saat membuat perhitungan dan pemilihan
kabel yang akan dipergunakan. Kabel MV Sucaco ini pernah saya pakai untuk salah
satu proyek di pabrik pengolahan FeNi (Ferro Nikel) di Indonesia.
Karena kabel eksisting juga mempergunakan kabel
Sucaco ini. Pabrik kabel terakhir yang berdiri di jakarta pada tahun 1972
dengan nama Kabelmetal Indonesia dan sempat berubah menjadi GT Kabel setelah
dibeli oleh grup Gajah Tunggal. Pabriknya terletak di kawasan Cakung, Jakarta. PT
Kabel Metal Indonesia Wire & Cable, Tbk (KBLI) merupakan perusahaan kabel
yang sudah berdiri sejak lama di Indonesia, tepatnya pada tahun 1972, ketika
itu dengan bekerja sama dengan perusahaan asal Jerman, Kabel-und Metallwerke
AG. Pabrik pertama milik perusahaan berlokasi di Cakung, Jakarta Timur, seluas
10 hektar, dan hingga kini menjadi satu-satunya pabrik milik perusahaan. saat
ini KBLI memproduksi dua jenis kabel berdasarkan bahan bakunya, yakni kabel
tembaga dan kabel alumunium, dengan komposisi 64% tembaga dan 36% alumunium.
Sementara berdasarkan fungsinya, KBLI memproduksi tiga jenis kabel, yakni kabel
listrik tegangan rendah, kabel listrik tegangan menengah, dan kabel telepon.
Dari pendapatan perusahaan sebesar Rp589 milyar
pada Kuartal I 2013, Rp509 milyar diantaranya berasal dari penjualan kabel
listrik tegangan rendah. Salah satu pelanggan utama perusahaan tentu saja PT
PLN. Namun jika di-breakdown, KBLI lebih banyak menjual produknya ke perusahaan
swasta, entah itu pabrik industri, tambang minyak, perusahaan properti, dan
perusahaan konstruksi pekerjaan umum (infrastruktur).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar